Lama gak update postingan di blog ini, jangankan posting, untuk buka2 blogpun dah jarang.. biasalah manusia, kadang up kadang down..
untuk kali ini saya coba merangkum tulisan dari Emi Budiyati, Rohmatul Amprilah dan Agus Zainudin
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, dengan judul jurnal DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera) DI DATARAN TINGGI.
Seperti yang telah disebutkan dalam abstrak pada penelitian ini, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari daya adaptasi tanaman anggur di dataran tinggi (950 m dpl.) dan mencari alternatif pemecahan yang timbul dalam hal adaptasi tanaman anggur di dataran tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan agustus 2005 di Tlekung.
Bahan yang digunakan adalah 7 varietas anggur berumur 3 tahun yaitu : varietas Cardinal, Carolina Black Rose, Belgi, Muscatto D’Adda, Red Prince, MS 23-7 dan Bali. Sedangkan bahan lain adalah fungisida, pupuk cair organik, pupuk Urea, pupuk TSP, dan pupuk KCl.
DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera) DI DATARAN TINGGI
Pemeliharaan tanaman meliputi :
1. Penyiraman
Air berperan dalam translokasi maupun metabolisme tanaman dan berpengaruh pada produksi anggur disamping itu air juga berperan dalam proses asimilasi yang menghasilkan karbohidrat, lemak, dan protein.
Penyiraman tanaman anggur perlu dilakukan terutama waktu musim kering. Penyiraman tanaman anggur menggunakan selang dengan dengan mengalirkan air disekitar pohon anggur dengan volume air ± 15 l/pohon. dan dilaksanakan setiap 3 hari sekali.
2. Pemupukan
Pupuk yang digunakan tanaman anggur adalah pupuk N P K sesuai anjuran tehnologi berdasar imurnya, karena pada dasarnya tanaman membutuhkan unsur hara yang bersifat makro dan mikro. Pemupukan tanaman anggur dimulai 2 minggu sebelum pemangkasan. Hal ini bertujuan agar unsur hara dari pupuk tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman pada keadaan tidak memiliki daun (gundul).
Pemupukan dilakukan dengan meletakkan pupuk NPK dengan perbandingan 15:15:10 dengan dosis 214 g/pohon pada parit yang melingkar pada dasar kanopi tanaman anggur.
3. Pemangkasan
Pemangkasan tanaman anggur dilakukan satu bulan setelah panen. Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong cabang dan memperhatikan keadaannya apabila cabang yang dipotong mengeluarkan getah maka tanaman anggur tersebut siap dipangkas. Cabang yang kering perlu dipangkas karena cabang tersebut dapat menyebabkan penyakit yang dalam kondisi memungkinkan penyakit tersebut dapat berkembang biak.
Cabang yang ditinggalkan adalah cabang buah yang normal dan baik serta mempunyai mata tunas yang gemuk, bentuknya tumpul, menggelembung besar dan memiliki kemungkinan untuk berbunga. Letak cabang yang ditinggalkan yaitu 1-2 mata tunas dan panjang cabang dari mata buku terakhir 2-3 cm. Cabang yang kurus dan lemah serta tidak sehat dipangkas habis sampai ke dasar.
4. Penyiangan
Gulma merupakan salah satu jasad pengganggu tanaman anggur. Kehadiran gulma disekitar tanaman anggur menimbulkan persaingan dalam memperebutkan unsur hara. Penyiangan dilakukan apabila gulma telah mulai banyak dan mengganggu pertumbuhan tanaman anggur. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan sabit dengan cara memotong rumput.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama tanaman anggur untuk hama apid dan trip dilakukan dengan cara menanam tanaman aromatik disekitar pohon anggur. Sedangkan untuk hama burung dilakukan dengan cara pemberongsongan buah dengan menggunakan kertas bungkus.
Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara menyemprotkan fungisida, yang dilakukan setiap 3 hari sekali dan pada waktu pagi hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera) DI DATARAN TINGGI
Vase vegetatif
Pengamatan terhadap vase vegetatif 7 varietas anggur yang ditanam di dataran tinggi, Berdasarkan hasil pengamatan aspek vegetatif, varietas Carolina Black Rose memiliki pertumbuhan tanaman yang terbaik, pertumbuhan terendah adalah varietas Bali. Hal ini disebabkan bahwa varietas Carolina Black Rose dapat tumbuh dengan baik karena ketersediaan air tercukupi serta tahan terhadap kondisi lingkungan.
Tanaman anggur membutuhkan banyak air, tetapi tidak tahan terhadap hujan lebat Rukmana (1999). Menurut Rochiman (1973) kelembaban tanah yang rendah akan mengakibatkan pertumbuhan akar terhambat karena kandungan air sedikit akan menyebabkan kekeringan.
Vase Generatif
Bedasarkan hasil pengamatan aspek generatif, setiap varietas menunjukkan adanya
perbedaan. Varietas yang memiliki berat yang tinggi adalah varietas MS 23-7 dengan berat buah
3523 g/pohon, ukuran panjang buah 15.66 mm, berat buah perbutir 3.01 g dengan tingkat
kerusakan buah 8.73%. Sedangkan varietas Belgi memiliki berat buah 2118.33 g, panjang buah
16,36 mm, berat buah perbutir 3,53 dengan tingkat kerusakan buah 0%. Varietas Red Prince
memiliki berat buah 952.5 g, panjang buah 21,36 mm, berat buah perbutir 4.6% dengan tingkat
kerusakan buah 100%. Dari hasil pengamatan diatas, varietas anggur yang memiliki daya
adaptasi yang tinggi adalah varietas Belgi dan Caroline Black Rose, yang ditunjukkan dengan
berat buah yang tinggi serta buah tidak ada yang rusak, sedangkan varietas yang memiliki daya
adaptasi yang rendah adalah varietas Red Prince yang ditunjukkan dengan tingkat kerusakan
buah yang sangat tinggi yaitu hampir 100%. Hal ini disebabkan karena adanya mutasi. Mutasi
spontan dapat terjadi didalam secara acak atau akibat pengaruh lingkungan.
Analisa Kimia Buah
Berdasarkan hasil analisa kimia buah, perbandingan kandungan buah anggur yang ditanam didataran tinggi dan dataran rendah diketahui bahwa anggur yang ditanam di dataran rendah memiliki kandungan gula lebih tinggi dari pada yang ditanam di dataran tinggi. Sedangkan anggur yang ditanam di dataran tinggi memiliki volume juisi yang tinggi dibanding dengan anggur yang ditanam di dataran rendah.
Hal ini karena lingkungan mempengaruhi kualitas buah anggur. Menurut Rukmana (1999), jenis atau varietas anggur dataran rendah yang ditanam di dataran tinggi menyebabkan perubahan kuantitas dan kualitas buah. Prospek Pengembangan Anggur Di Dataran Tinggi Dari perbandingan hasil analisa kimia buah, baik anggur yang ditanam di dataran tinggi maupun anggur yang ditanaman didataran rendah terdapat perbedaan, yaitu volume juici buah anggur yang ditanam didataran tinggi lebih tinggi dibanding volume juici dari buah anggur yang ditanam didataran rendah (Tabel 3), sehingga butiran perbuah anggur yang ditanam didataran tinggi cenderung lebih besar.
Kelemahan Pengembangan Anggur Di Dataran Tinggi
a. Penyakit Powdery Mildew
Powdery Mildew menyerang pada tanaman anggur varietas MS 23-7. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Uncinula necator (Schw) Burr. Bagian tanaman yang terinfeksi menampakkan gejala bercak-bercak putih kelabu. Usaha pengendalian penyakit powdwry mildew dilakukan dengan cara penyemprotan Dhitane M-45, Antracol 70WP, Thuricide 45WP dan Aero dengan interval 2 kali seminggu. Menurut Setiadi (1994), untuk menendalikan penyakit mildew, bisa dilakukan dengan penyemprotan bubur burdo atau bahan yang mengandung tembaga. Saat penyemprotan sebaiknya dilakukan sebelum penjarangan buah karena bahan ini sulit dihapus bila menempel buah. Alternatif pengendalian powdery mildew yang lain dapat digunakan dengan cara memotong bagian tanaman yang sakit berat untuk di bakar, menjaga kebersihan kebun dan aplikasi fungisida.
b. Buah pecah
Problematika Buah Pecah pada tanaman anggur yang ditanam di dataran tingi menyerang varietas Cardinal. Hal ini di mungkinkan karena waktu pangkas berat pada bulan Juli, yang pada bulan tersebut mengalami musim hujan sehingga kualitas buah rusak. Menurut Wiryanta (2004), tanaman anggur yang dipangkas berat pada musim kemarau atau bulan agustus, membuat buah anggur siap panen pada bulan November atau Desember, hal ini dapat menyebabkan kualitas buah anggur kurang bagus, tingkat kematangan buah tidak merata, buah mudah busuk dan retak serta kulitnya pecah. Alternatif untuk mengendalikan buah anggur yang pecah, sebaiknya waktu pemangkasan diatur supaya buah tidak mengalami pertumbuhan dan panen pada musim hujan.
c. Busuk Kapang Kelabu (Gray Mould Rot)
Penyakit Busuk kapang kelabu pada tanaman anggur yang ditanam di dataran tinggi menyerang varietas Muscatto D’Adda. Penyakit Busuk kapang kelabu ini disebabkan oleh cendawan Botrytis cinerea Pers. ex Fr. Cendawan ini berkembang pada saat buah anggur menjelang masak. Busuk kapang kelabu ini mula-mula menyerang jaringan yang terletak tepat pada permukaan buah yang menyebabkan kulit buah terlepas dari dagingnya, kemudian buah busuk lunak berair. Serangan yang berat menyebabkan buah berwarna coklat tua, keriput dan busuk.
Pengendalian dengan cara menyemprotkan Dithane M-45, Antracol 70WP, Thuricide 45WP dan Aero dengan interval penyemprotan 2 kali seminggu. Menurut Rukmana (1999), pengendalian penyakit busuk buah dapat dilakukan dengan cara aplikasi fungisida yang mangkus, seperti Banlate dan Agrosid 50 SD. Alternatif lain yang dapat dilakukan untuk mengenalikan penyakit Busuk Buah adalah mengatur pemangkasan berat agar buah anggur tidak mengalami musim hujan, karena kelembaban yang tinggi menyebabkan cendawan botrytis cinera mudah berkembang.
d. Buah Tidak Seragam
Buah tidak seragam pada tanaman anggur yang ditanam didataran tinggi terjadi pada varietas Red Prince. Alternatif untuk Buah yang tidak seragam dapat dikendalikan dengan cara melakukan penjarangan buah. Karena penjarangan buah dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas buah. Butiran buah menjadi besar dan tingkat kemasakannya seragam dan juga dapat menggunakan ZPT giberelin yaitu GA4+7 + BA. Karena, Hasil penelitian Yuniastuti dan Purnomo (1991) menunjukkan bahwa penggunaan GA4+7 + BA 1000 ppm pada anggur Bali yang dilakukan 10 hari sebelum dan sesudah bunga mekar dapat meningkatkan jumlah tandan buah dan bobot buah pertandan. Tujuan pengkajian ini adalah untuk memperoleh dosis pemupukan bahan organik dan zat pengatur tumbuh pada tanaman anggur dan bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas (Istiqomah, 2001).
Kesimpulan
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa selain daya adaptasi anggur yang berbeda di dataran tinggi, 7 varietas tanaman anggur yang ditanam di dataran tinggi menunjukkan pertumbuhan tidak seragam, penyakit Powdery mildew, Busuk kapang kelabu, kematangan buah tidak seragam, dan buah pecah serta kulit retak, serta perubahan kualitas buah.
Alternativ pemecahan masalah untuk Powdery mildew dengan menjaga kebersihan kebun dan memotong tanaman yang sakit, untuk buah yang tidak seragam dengan penjarangan buah, untuk buah busuk kapang kelabu dengan mengatur pemangkasan berat agar anggur tidak dipanen pada musim hujan dan untuk buah pecah/retak dengan pengurangan pengairan.
Nah demikian hasil kopas saya dari jurnal asli yang berjudul DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera) DI DATARAN TINGGI. Semuga bermanfaat...
Comments
Post a Comment