Skip to main content

Pengendalian Jamur Powdery Mildew (Embung Tepung) Pada Tanaman Anggur


Serangan Jamur Powdery Mildew Pada Buah Anggur

Grapestutorial.com, Gejala penyakit pada tanaman anggur yang terserang Powdery Mildew adalah terdapat bercak-bercak putih keabu-abuan pada permukaan bagian yang diserang. Penyakit powdery mildew disebabkan oleh cendawan yang bisa menyerang seluruh bagian tanaman anggur yang berwarna hijau. 

Gejala serangan pada cabang muda yang masih berwarna hijau terlihat dengan adanya luka berwarna coklat kehitaman, dan lama kelamaan akan berubah warna menjadi coklat kemerahan. Serangan pada cabang memang tidak menyebabkan gangguan pada cabang tersebut, namun jika dibiarkan cendawan akan terus berkembang biak dan menghasilkan spora yang akan menyebar secara luas.


Pada postingan kali ini, Grapestutorial.com akan membahas khusus penanganan atau Pengendalian Jamur Powdery Mildew (Embung Tepung) Pada Tanaman Anggur. Namun sebelum masuk kedalam bahasannya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi serangan jamur ini yang perlu diketahui.

Faktor yang mempengaruhi penyakit embun tepung antara lain suhu, kelembaban, dan sinar matahari. Di Indonesia, pada bulan Juni atau Juli, pada bulan-bulan tersebut suhu udara agak rendah, rendah pada pagi hari dan tinggi pada siang hari. Kondisi udara seperti ini sangat cocok bagi perkembangan penyakit embun tepung. 

Perkembangan penyakit lebih cocok pada suhu dingin, kelembaban rendah, dan suasana teduh (Anonim 2006a). Menurut Ilag (1978), suhu dan kelembaban udara yang sesuai untuk perkembangan penyakit embun tepung masing-masing berkisar antara 22-26 derajat Celcius dan dengan kelembaban 80-88%. 

Penyakit embun tepung membutuhkan kelembaban, berkisar antara 79-96%, di mana pelepasan konidia berlangsung jika udara kering, dan sebaliknya untuk perpanjangan tabung kecambah membentuk haustorium apabila kelembaban minimal 96% (Hewitt 1974). 

Selain kelembaban, kejadian penyakit embun tepung juga bergantung pada curah hujan. Menurut penelitian Basova (1987), curah hujan yang dibutuhkan untuk epidemi penyakit embun tepung  berkisar antara 70-80 mm/bulan. 

Sinar matahari juga berpengaruh terhadap epidemi penyakit embun tepung. Pada daerah yang terkena
banyak sinar matahari lebih banyak terjadi penyakit embun tepung daripada daerah yang teduh (Giertych dan Suszka 2010). Penyakit ini juga dapat terjadi apabila terdapat tanaman inang yang rentan, patogen yang agresif, dan cuaca yang mendukung. 

Nah, dari penjabaran singkat dari beberapa hasil penelitian diatas, sudah tak terelakkan lagi bahwa  tanaman anggur kita akan rentan terhadap serangan jamur powdery mildew atau embung tepung. Maka, selanjutnya grapestutorial.com akan membahas tentang cara Pengendalian Jamur Powdery Mildew (Embung Tepung) Pada Tanaman Anggur.


Pengendalian Jamur Powdery Mildew (Embung Tepung) Pada Tanaman Anggur Dengan Cara Mekanis

Serangan Jamur Powdery Mildew Pada Daun

Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan cara memetik semua daun-daun yang terinfeksi cendawan penyebab penyakit embun tepung. Cara ini masih kurang efektif dan tidak efisien karena tepung cendawan bisa saja tercecer.  Jamur embung tepung bisa bertahan hidup pada tanaman disekitar tanaman anggur seperti gulma, baik tanaman berdaun lebar maupun berdaun sempit. 

Pengendalian Jamur Powdery Mildew (Embung Tepung) Pada Tanaman Anggur Dengan Cara Pengendalian Kultur Teknis

Sanitasi lingkungan

Pengendalian dengan kultur teknis dengan menjaga sanitasi lingkungan disekitar pohon anggur dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  • Membersihkan gulma di antara tanaman yang berperan sebagai inang alternatif
  • Melakukan pemangkasan tunas air dan daun anggur yang terlalu padat.
  • Memperbaiki sirkulasi udara di sekitar pohon anggur.
Pemupukan

Pengendalian dengan kultur teknis dengan pemberian pupuk Sulfur dan Seng yang merupakan hara mikro yang dibutuhkan tanaman. Fungsi keduanya adalah untuk meningkatkan jumlah klorofil, sehingga fotosintat juga akan meningkat. 

Fotosintat yang besar akan menghasilkan biomasa yang besar sehingga dapat meningkatkan hasil. Hasil penelitian di India menunjukkan pemupukan dengan campuran sulfur dan seng dapat menekan intensitas penyakit embun tepung hingga 10% dan meningkatkan bobot biomasa 14% (Sing et al. 2013).


Pengendalian Jamur Powdery Mildew (Embung Tepung) Pada Tanaman Anggur Dengan Cara Pengendalian Biologi.

Penyemprotan Fungisida Nabati


Pengendalian Dengan Bahan Alami seperti ekstrak biji mimba, minyak cengkeh, atau ekstrak bawang merah juga dapat menekan intensitas penyakit embun tepung. Minyak cengkeh (3 ml/l air) lebih efektif menekan penyakit embun tepung daripada ekstrak bawang merah (10 g/l air). Penyemprotan ekstrak biji mimba untuk pengendalian embun tepung (1 ml/l, bahan induk 50 g/l air) dapat menekan penyakit embun tepung sampai 38% dan menekan kehilangan hasil hingga 70% (Rajid et al. 2009).

Penggunaan Kompos Teh untuk pengendalian penyakit embun tepung pada tomat yang disebabkan oleh E.polygoni telah diteliti oleh Segarra et al. (2009) di Spanyol. Hasil penelitian tersebut menunjukkan penyemprotan larutan kompos teh dan air (1:5, v/v) dengan interval seminggu sekali, dimulai pada saat tanaman tomat berumur 60 hari, empat kali penyemprotan, menghambat intensitas penyakit embun tepung 19% jika dilakukan sebelum terjadi gejala penyakit (preventif) dan efektif menurunkan penyakit (100%). Dengan kata lain mengeradikasi embun tepung jika dilakukan setelah kejadian penyakit (curatif).

Penggunaan Susu Sapi. Perina et al. (2013) di Brazil mengevaluasi pengaruh susu sapi, minyak citronella, lemongrass, eucalyptus, cinnamon, dan tanaman teh pada patogen embun tepung melalui Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil penelitian menunjukkan E. diffusa dapat dikendalikan dengan susu sapi dan bahan-bahan nabati tersebut. Dengan konsentrasi 100 ml/l dan 1 ml/l air masing-masing untuk susu sapi dan minyak citronella, lemongrass, eucalyptus, cinnamon menurunkan keparahan penyakit 67-74%. 

Ingat ya, Susu Sapi Asli... Jangan susu kaleng yang gak ada susunya...

Serangan Jamur Powdery Mildew Pada Buah

Penyemprotan fungisida hayati. 

Hingga kini, telah dilaporkan 54 genus jamur, meliputi ratusan spesies yang mempunyai potensi sebagai antagonis bagi jamur penyebab penyakit tumbuhan. Genus-genus tersebut antara lain (Habazar dan Yaherwandi, 2006): Acaulospora, Ampelomyces, Ascocoryne, Aspergillus, Aureobasidium, Candelabrella, Candida, Catenaria, Chaetomium, Cicinobolus, Cladosporium, Coniothyrium, Cryptococcus, Cryphonectria (dahulu Endothia), Dactylaria, Dactylela, Fusarium, Genicularia, Gliocladium, Glomus, Hansfordia, Heteroconium, Laccaria, Laetisaria (dahulu Corticium), Leucopaxillus, Myrothecium, Microsphaeropsis, Nematophthora, Oidendron, Penicillium, Piniophora, Phialocephala, Phialophora, Pichia, Pisolithus, Pleospora, Pythium, Rhizoctonia, Rhodotorulla, Rosellinia, Saccharomyces, Sclerotinia, Scytalidium, Spherellopsis, Sporidesmium, Trichoderma (dahulu Gliocladium), Trichotecium, Tuberculina, Typhula, Ulocladium, dan Verticillium.

Ampelomyces quisqualis Ces  Jamur ini dahulu bernama Cicinnobolium quisqualis ini terdapat luas di alam. Isolat 10 ditemukan di kebun anggur di Israel dan diproduksi secara komersial sebagai fungisida biologi setelah diketahui bahwa jamur ini dapat tumbuh dan menghasilkan spora pada kondisi tertentu. 

Jamur hiperparasit ini digunakan untuk mengendalikan semua jenis jamur penyebab penyakit embun tepung (powdery mildew) dari familia Erysiphaceae, meskipun pada tanaman yang berbeda penyebab embun tepungnya juga berbeda. 

Spora A. quisqualis yang berkecambah akan memasuki hifa jamur embun tepung sebagai parasit, dan akhirnya perkembangan embun tepung akan terhenti. Dianjurkan untuk melakukan penyemprotan pada pagi hari sewaktu embun masih ada, atau pada sore hari. Pengendalian akan berhasil baik bila tingkat serangan dibawah 3%. Juga diaplikasikan secara protektif sebelum ada serangan penyakit. 

Pengendalian dengan fungisida kimia

Pengujian di Malang pada musim kemarau tahun 1999 menunjukkan di antara delapan jenis fungisida yang diuji, heksakonazol merupakan jenis fungisida paling efektif untuk menekan penyakit embun tepung. Hasil penelitian efikasi beberapa macam fungisida untuk pengendalian cendawan E. polygoni di Brazil menunjukkan fungisida sulfur (80 WP) lebih efektif daripada hexaconazol (5 EC), difenoconazol (25 EC), propiconazol (25 EC), picoxystrobin (25 EC), dinocap (48 EC), dan dapat menghambat penyakit sebesar 73% (Khunt et al., 2017).

Pengendalian dengan fungisida kimia merupakan cara terakhir apabila cara-cara yang lain tidak efektif.

Baiklah, demikian postingan grapestutorial.com tentang Pengendalian Jamur Powdery Mildew (Embung Tepung) Pada Tanaman Anggur yang di rangkum dari beberapa penelitian. Penelitian diatas tentang Pengendalian Jamur Powdery Mildew (Embung Tepung) secara umum yang di ujicoba pada beberapa tanaman. 

Hasil aplikasi pada tanaman anggur bisa saja berbeda, tergantung dosis penggunaan, tingkat keparahan, waktu penyemprotan, lokasi/iklim setempat dan tingkat keparahan serangan jamur. 

Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat.

Comments

Postingan Lain

Anggur Isabella

Anggur Isabella, seindah namanya lambang cinta dua dunia, mengapa kita berjumpa namun akhirnya berpisah... kata ini bukan sekedar menjiplak syair lagu malaysia tahun 90 an, tapi memang beginilah nasib pada umumnya penanam anggur jenis Isabela.  Seperti kisah cinta yang diawali dengan hati yang menggebu-gebu akan keinginan untuk menanam anggur, hati bahagia mengiringi pertumbuhan pucuk-pucuk muda yang semakin figur. Beragam pupuk diberikan sesuai kebutuhan si Isabela, hari demi hari, bulan demi bulan dan tibalah masa pembungaan dan berbuah. Teringat kata-kata si penjual, ini anggur hijau, dari awal pembentukan buah, sudah terlihat warna hijau. sebulan kemudia, hati mulai bertanya, mengapa begitu lama buah ini matang, dipetiklah sebiji dari tandan yang tak begitu lebat. Saat buah digigit dan daging buah menyentuh lidah.. cuih.., ludah pertama di sembur... hahaha.. Hati mulai merasa bersalah, belum saatnya dipetik, buah masih mentah,.. bulan ke dua pun tiba, dan kisah awal bul

Penyebab Pecah Buah Pada Buah Anggur

Pecah Buah akibat Serangan Jamur Powdery Mildew (Embung Tepung) (Sumber : University of Georgia Plant Pathology Archive, University of Georgia, Bugwood.org) Apa sebenarnya penyebab buah anggur pecah..?  Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya pecah buah yaitu kelembaban tanah, kelembaban udara, cahaya dan suhu (Maboko, 2006). Masarirambi et al. (2009) melaporkan bahwa pecah buah biasanya terjadi dengan cepat ketika terdapat banyak air dan suhu yang tinggi, khususnya terjadi ketika memasuki periode stres. Hal ini sering dialami oleh para pembudidaya tanaman buah anggur, dan tentunya kondisi buah yang demikian sangatlah merugikan petani.  Penyebab pasti buah anggur yang retak/pecah terbuka masih saat ini masih dalam perdebatan, namun mayoritas berpendapat hal ini disebabkan oleh sistem irigasi/pengairan. Bisa jadi disebabkan oleh kelebihan air atau bahkan kekurangan air. Pada prinsipnya, tanaman buah anggur dapat beradaptasi dengan kondisi minim air, namun b

Mengenal Skala Brix, Skala Kemanisan Buah

Sekian lama kita membahas masalah Anggur, cara budidaya, cara semai, pembuahan dan lainnya. Mungkin kali ini kita akan membahas masalah yang masih berhubungan dengan anggur, yaitu skala kemanisan buah. Mengenal Skala Brix, Skala Kemanisan Buah : Refractometer brix digital Mengenal Skala Brix, Skala Kemanisan Buah Ya, itulah bahasan kita hari ini.. Apa itu Brix? Brix merupakan unit pengukur kemanisan gula di dalam cairan (liquid). Satuan Brix yang digunakan ialah derajat Brix, Brix, %Brix. Skala Brix ditemukan oleh  Ilmuwan Jerman, Adolf Ferdinand W Brix (1798-1870) di tahun 1870.  1% Brix setara dengan 1 gram gula sukrosa di dalam 100 gram air. Jadi, semakin tinggi nilai Brix, semakin tinggi kualitas dan tingkat kemanisan buah-buahan/ sayuran tersebut. Jadi kalau kita membaca spesifikasi varian buah anggur, biasanya tercantum skala brix dari buah anggur tersebut. sebagai contoh salah satu postingan dengan kalimat seperti dibawah ini : Ougyoku, yang berasal