Skip to main content

Adaptasi Beberapa Varietas Anggur (Vitis vinifera) di Dataran Tinggi

Pecah BUah red Prince (Bs 89)
 Buah Anggur rusak berat Varietas Red Prince (Bs 89)

Anggur merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang saat ini mulai meningkat peluang pasarnya. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan permintaan buah anggur lokal dari 26 ton menjadi 42 ton (61,54%) (Jaktim. 2004) Sedangkan harga buah anggur import mengalami penurunan, buah anggur Red Globe dari Rp 29.000 menjadi Rp 26.000 dan buah anggur Merah dari Rp 26.000 menjadi Rp 19.000 (Suara merdeka, 2002). 

Produksi anggur di Indonesia diperkirakan sekitar 20 ribu ton per tahun, jauh dibawah produksi pisang sebesar 4,3 juta ton, jeruk 691 ribu ton, salak 681 ribu ton, pepaya 500 ribu ton, dan nanas 494 ribu ton per tahun (Wiryanta, 2004). Kesenjangan yang tinggi antara produksi anggur dalam negeri dan anggur import merupakan peluang sangat baik untuk melakukan pengembangan komoditas dalam skala agribisnis atau agroindustri. 

Klasifikasi tanaman anggur (Vitis vinifera), menurut Soegito (1993) adalah sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta, Sub Divisio : Angiospermae, Class : Dicotyledoneae, Ordo : Ramnales, Genus : Vitis, Spesies : Vitis vinifera L. Berdasarkan iklim dan tempat tumbuhnya, anggur yang sekarang banyak dibudidayakan di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe dataran rendah dan tipe dataran menengah sampai tinggi. 

Anggur tipe dataran rendah umumnya mampu tumbuh dan berproduksi baik di daerah dengan ketinggian 0-300 m dpl. Iklim yang dikehendaki adalah iklim kering dengan jumlah bulan kering lebih dari 3,5 bulan per tahun. Anggur tipe dataran rendah ini mensyaratkan tempat hidup dengan kondisi tanah yang poros. Jenis tanah yang disukai adalah lempung berpasir dengan perbandingan 1:1. Sedangkan anggur tipe dataran tinggi tumbuh baik dari dataran rendah sampai tinggi dengan iklim agak basah dan bulan kering kurang dari tiga bulan pertahun. Anggur tipe ini ditanam di tanah yang berat, agak berat dan berkapur (Wiryanta, 2004). 

Daerah sentrum produksi anggur di Indonesia antara lain daerah Pasuruan, Probolinggo, Panarukan (Jawa Timur), Buleleng (Bali) dan Kupang (NTT). Daerah potensial yang mempunyai zona agroekologi ideal untuk pengembangan tanaman anggur diantaranya Asam Bagus, Palu (Sulawesi), dan Kediri (Rukmana, 1999). Tanaman anggur merupakan tumbuhan yang kuat dan tahan, dengan kemampuan beradaptasi yang mengagumkan dalam beragam kondisi iklim dan lingkungan. 

Berkat kemampuan adaptasi ini, tanaman anggur banyak tersebar diseluruh dunia, terutama pada tempat-tempat beriklim sedang. Kemampuan adaptasi tanaman anggur sangat mengagumkan, sehingga pada tempat dengan iklim yang sangat dingin tanaman ini mampu bertahan hidup pada keadaan kebekuan yang sangat (Diwinetaste, 2005). Sedangkan menurut Rukmana (1999), jenis atau varietas anggur yang ditanam di dataran tinggi menyebabkan perubahan kuantitas dan kualitas buah, buah menjadi kecil-kecil, dan rasanya masam. 

Tanaman anggur membutuhkan banyak air, tetapi tidak tahan terhadap hujan lebat. Pembungaan pada musim hujan atau daerah bercurah hujan tinggi dapat menyebabkan bunga berguguran hingga terserang penyakit cendawan, seperti embun upas. 

Untuk menjamin pembungaan anggur yang prima dibutuhkan keadaan iklim yang kering, yaitu minimum 3 bulan musim kering (kemarau), dan pemangkasan yang tepat. 

Artikel dengan judul Adaptasi Beberapa Varietas Anggur (Vitis vinifera) di Dataran Tinggi ini di rangkum berdasarkan Penelitian Emi Budiyati, Rohmatul Amprilah dan Agus Zainudin, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika dengan menggunakan judul asli yaitu DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera) DI DATARAN TINGGI.

Publikasi Asli dapat di download di sini

METODE PELAKSANAAN

Penelitian ini dilaksanakan di Loka Penelitian Tanaman Jeruk Dan Hortikultura Subtropik Tlekung (950 m.dpl) mulai Awal Juni 2005 sampai 31 Agustus 2005. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah buku tulis, bolpoint, kamera, gunting pangkas, selang, sprayer, cangkul, sabit, tali, jangka sorong, roll meter, penggaris. 

Bahan Penelitian ini mengggunakan 7 varietas anggur umur 3 tahun yaitu : varietas yaitu 
  • Cardinal, 
  • Carolina Black Rose, 
  • Belgi, 
  • Muscatto D’Adda, 
  • Red Prince, 
  • MS 23-7 dan 
  • Anggur Bali.

Sedangkan bahan lain adalah fungisida, pupuk cair organik, pupuk Urea, pupuk TSP, dan pupuk KCl.


HASIL DAN PEMBAHASAN
  1. Hasil pengamatan aspek vegetatif, varietas Carolina Black Rose memiliki pertumbuhan tanaman yang terbaik, pertumbuhan terendah adalah varietas Bali. Hal ini disebabkan bahwa varietas Carolina Black Rose dapat tumbuh dengan baik karena ketersediaan air tercukupi serta tahan terhadap kondisi lingkungan.
  2. Hasil pengamatan aspek generatif, setiap varietas menunjukkan adanya perbedaan. Varietas yang memiliki berat yang tinggi adalah : Varietas MS 23-7 dengan produksi buah perpohon 3.523 g, ukuran panjang buah 15.66 mm, berat buah perbutir 3.01 g dengan tingkat kerusakan buah 8.73%.Varietas Belgi dengan produksi buah perpohon 2.118.33 g, panjang buah 16,36 mm, berat buah perbutir 3,53 dengan tingkat kerusakan buah 0%. Varietas Red Prince dengan produksi buah perpohon 952.5 g, panjang buah 21,36 mm, berat buah perbutir 4.6% dengan tingkat kerusakan buah 100%. 
  3. Varietas anggur yang memiliki daya adaptasi yang tinggi adalah  :Varietas Belgi dan Caroline Black Rose, yang ditunjukkan dengan berat buah yang tinggi serta buah tidak ada yang rusak, sedangkan varietas yang memiliki daya adaptasi yang rendah adalah varietas Red Prince yang ditunjukkan dengan tingkat kerusakan buah yang sangat tinggi yaitu hampir 100%. Hal ini disebabkan karena adanya mutasi. Mutasi spontan dapat terjadi didalam secara acak atau akibat pengaruh lingkungan. 
  4. Hasil analisa kimia buah, perbandingan kandungan buah anggur yang ditanam didataran tinggi dan dataran rendah diketahui bahwa anggur yang ditanam di dataran rendah memiliki kandungan gula lebih tinggi dari pada yang ditanam di dataran tinggi. Sedangkan anggur yang ditanam di dataran tinggi memiliki volume juisi yang tinggi dibanding dengan anggur yang ditanam di dataran rendah. 
Demikian bahasan tentang Adaptasi Beberapa Varietas Anggur (Vitis vinifera) di Dataran Tinggi, semoga bermanfaat dan terimakasih atas kunjungannya.

Comments

Postingan Lain

Anggur Isabella

Anggur Isabella, seindah namanya lambang cinta dua dunia, mengapa kita berjumpa namun akhirnya berpisah... kata ini bukan sekedar menjiplak syair lagu malaysia tahun 90 an, tapi memang beginilah nasib pada umumnya penanam anggur jenis Isabela.  Seperti kisah cinta yang diawali dengan hati yang menggebu-gebu akan keinginan untuk menanam anggur, hati bahagia mengiringi pertumbuhan pucuk-pucuk muda yang semakin figur. Beragam pupuk diberikan sesuai kebutuhan si Isabela, hari demi hari, bulan demi bulan dan tibalah masa pembungaan dan berbuah. Teringat kata-kata si penjual, ini anggur hijau, dari awal pembentukan buah, sudah terlihat warna hijau. sebulan kemudia, hati mulai bertanya, mengapa begitu lama buah ini matang, dipetiklah sebiji dari tandan yang tak begitu lebat. Saat buah digigit dan daging buah menyentuh lidah.. cuih.., ludah pertama di sembur... hahaha.. Hati mulai merasa bersalah, belum saatnya dipetik, buah masih mentah,.. bulan ke dua pun tiba, dan kisah awal bul

Penyebab Pecah Buah Pada Buah Anggur

Pecah Buah akibat Serangan Jamur Powdery Mildew (Embung Tepung) (Sumber : University of Georgia Plant Pathology Archive, University of Georgia, Bugwood.org) Apa sebenarnya penyebab buah anggur pecah..?  Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya pecah buah yaitu kelembaban tanah, kelembaban udara, cahaya dan suhu (Maboko, 2006). Masarirambi et al. (2009) melaporkan bahwa pecah buah biasanya terjadi dengan cepat ketika terdapat banyak air dan suhu yang tinggi, khususnya terjadi ketika memasuki periode stres. Hal ini sering dialami oleh para pembudidaya tanaman buah anggur, dan tentunya kondisi buah yang demikian sangatlah merugikan petani.  Penyebab pasti buah anggur yang retak/pecah terbuka masih saat ini masih dalam perdebatan, namun mayoritas berpendapat hal ini disebabkan oleh sistem irigasi/pengairan. Bisa jadi disebabkan oleh kelebihan air atau bahkan kekurangan air. Pada prinsipnya, tanaman buah anggur dapat beradaptasi dengan kondisi minim air, namun b

Mengenal Skala Brix, Skala Kemanisan Buah

Sekian lama kita membahas masalah Anggur, cara budidaya, cara semai, pembuahan dan lainnya. Mungkin kali ini kita akan membahas masalah yang masih berhubungan dengan anggur, yaitu skala kemanisan buah. Mengenal Skala Brix, Skala Kemanisan Buah : Refractometer brix digital Mengenal Skala Brix, Skala Kemanisan Buah Ya, itulah bahasan kita hari ini.. Apa itu Brix? Brix merupakan unit pengukur kemanisan gula di dalam cairan (liquid). Satuan Brix yang digunakan ialah derajat Brix, Brix, %Brix. Skala Brix ditemukan oleh  Ilmuwan Jerman, Adolf Ferdinand W Brix (1798-1870) di tahun 1870.  1% Brix setara dengan 1 gram gula sukrosa di dalam 100 gram air. Jadi, semakin tinggi nilai Brix, semakin tinggi kualitas dan tingkat kemanisan buah-buahan/ sayuran tersebut. Jadi kalau kita membaca spesifikasi varian buah anggur, biasanya tercantum skala brix dari buah anggur tersebut. sebagai contoh salah satu postingan dengan kalimat seperti dibawah ini : Ougyoku, yang berasal