Mengenal Tanaman Alfalfa- Berdasarkan sumber wikipedia, Tanaman Alfalfa adalah spesies tanaman yang umumnya dimanfaatkan sebagai makanan ternak (pakan) untuk sapi perah, kuda, sapi potong, domba, dan kambing. Alfalfa juga dapat digunakan dalam sistem rotasi tanaman pangan karena kemampuannya dalam mengikat nitrogen, memperbaiki struktur tanah, dan mengontrol gulma untuk tanaman yang akan dibudidayakan. Sejarah tertua mengenai tanaman ini berasal dari sisa-sisa alfalfa berusia 6000 tahun telah ditemukan di Iran. Tulisan tertua mengenai alfalfa diperkirakan sejak tahun 1300 SM dan ditemukan di Turki.
Alfalfa juga dapat digunakan dalam sistem rotasi tanaman pangan karena kemampuannya dalam mengikat nitrogen, memperbaiki struktur tanah, dan mengontrol gulma
Alfalfa berasal dari bahasa arab yang bermakna sebagai “Bapak dari semua makanan” yang dipercaya sebagai tanaman yang berfungsi untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Alfalfa adalah tanaman sejenis tanaman herba tahunan yang memiliki beberapa ciri, yaitu berakar tunggang, batang menyelusur tegak dari dasar kayu dan tingginya berkisar 30-120 cm, serta daun tersusun tiga. Tangkai daun berbulu dan berukuran 5-30 mm. Kedalaman akar alfalfa dapat mencapai 2-4 meter. Saat memulai perkembangan batang, tunas aksiler di bagian bawah ketiak daun akan membentuk batang sehingga mahkota pada bagian dasar menjadi pangkal dan tunas aksiler di atas tanah membentuk percabangan. Perbungaan tersusun pada tandan yang padat dengan bunga kecil berwarna kuning. Tumbuhan ini mampu hidup hingga 30 tahun, bergantung dari keadaan lingkungan. Alfalfa juga memiliki bintil (nodul) akar yang mengandung bakteri Rhizobium meliloti sehingga dapat menambat atau mengikat nitrogen dari atmosfer untuk keperluan tumbuhan.
Tanaman Alfalfa Untuk Menyuburkan Tanah di sebabkan oleh kemampuan penambatan Nitrogen pada akar tanaman alfalfa ini yang mencapai 194 kg/Ha, Angka ini lebih besar dibandingkan dengan tanaman jenis kacang-kacangan lainnya. Secara umum tanaman alfalfa dimanfaatkan sebagai pakan ternak, karena kandungan gizinya yang cukup tinggi dari beberapa hal diantaranya protein, lemak, dan serat kasar. Kandungan gizi yang utama adalah protein sebesar 48,70% berat berangkasan kering.
Fakta tersebut memberikan gambaran tentang sumber protein bagi hewan ternak khususnya lembu maupun kambing. Alfalfa yang diberikan untuk ransum ternak, tidak perlu ditambahkan konsentrat tetapi dengan menggunakan kedelai 30% dan jagung 4%. Perbandingan ransum untuk sapi di Taiwan adalah serat kasar dan alfalfa sebesar 3:1. Kebutuhan alfalfa untuk seekor sapi sebanyak 3 kg/hari
Fakta tersebut memberikan gambaran tentang sumber protein bagi hewan ternak khususnya lembu maupun kambing. Alfalfa yang diberikan untuk ransum ternak, tidak perlu ditambahkan konsentrat tetapi dengan menggunakan kedelai 30% dan jagung 4%. Perbandingan ransum untuk sapi di Taiwan adalah serat kasar dan alfalfa sebesar 3:1. Kebutuhan alfalfa untuk seekor sapi sebanyak 3 kg/hari
Karakteristik Tanaman Alfalfa
Tanaman yang termasuk legume tropik perrenial ini dapat menyediakan hijauan makanan ternak daripada legume tropik annual. Tanaman legume tropik perrenial mempunyai kemampuan mengikat nitrogen bebas di udara juga lebih besar daripada legume annual (Soedomo, 1994). Menurut Soedomo (1994), bahwa legume sub tropik perrenial membutuhkan unsur hara yang lebih banyak dibandingkan legume tropik. Demikian juga, legume tropik memiliki karakter dengan kemampuan adaptasi yang lebih luas terhadap kondisi tanah dari pada legume subtropik.
Menurut Ayres (1936) dan Bennet (1939) tanaman leguminoseae dan raminae sebagai makanan ternak mempunyai kemampuan mencegah erosi tanah satu tingkat dibawah kemampuan hutan. Dimana tanaman leguminoseae kemampuannya satu tingkat diatas tanaman graminea. Tanaman yang dimanfaatkan sebagai makanan ternak tersebut mampu melestarikan kesuburan tanah, sehingga perlu penanganan yang tepat untuk mencegah erosi
Persyaratan Tumbuh Tanaman Alfalfa
a. Iklim
Unsur iklim merupakan faktor penentu dalam budidaya tanaman. Tanaman alfalfa merupakan jenis tanaman sub tropik sehingga bila dibudidayakan di daerah tropik perlu adaptasi serta perlakuan khusus. tanaman alfalfa mempunyai daya adaptasi yang luas terhadap perubahan musim, serta menghasilkan hijauan yang optimal pada musim kemarau.
Tanaman ini merupakan leguminosea perrenial yang tahan terhadap invasi weed, menahan erosi dan tetap hijau sepanjang tahun baik musim hujan maupun musim kemarau. Tanaman Alfalfa yang berkembang di Indonesia dapat tumbuh dengan optimal pada ketinggian kurang dari 100 m dpl. Hal itu menunjukkan bahwa tanaman alfalfa dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah dengan suhu
yang lebih tinggi.
Intensitas cahaya optimal diperlukan oleh tanaman alfalfa untuk mengimbangi kandungan khlorofil empat kali lipat daripada tanaman sayuran. Hal itu akan mengoptimalkan produksi tanaman melalui efisiensi fotosintesis. Tanaman alfalfa dapat tumbuh pada berbagai ketinggian tempat, baik pada dataran tinggi, sedang maupun rendah.
b. Tanah
Pertumbuhan tanaman alfalfa (Medicago sativa L) baik pada jenis tanah grumosol yang bersifat sangat basa dan temperatur rendah. Tanaman alfalfa dapat tetap tumbuh dengan baik pada jenis tanah yang kurang produktif dengan tingkat kesuburan yang relatif rendah. Dengan demikian tanaman Alfalfa dapat dikembangkan pada daerah-daerah tersebut, sebagai upaya meningkatkan penggunaan lahan tidur yang tidak produktif. Pemanfaatan tanah yang kurang produktif tersebut dalam kurun waktu yang lama mampu meningkatkan produktifitas lahan.
Tanaman alfalfa merupakan jenis tanaman yang paling tidak toleran terhadap kemasaman tanah (pH kritis 6,0-6,5). PH kritis merupakan kondisi dimana perlakuan pengapuran mampu meningkatkan produksi tanaman. Sehingga dalam budidayanya perlu diperhatikan tingkat kemasaman lahan. Apabila lahan yang digunakan mempunyai pH dibawah 7, maka perlu diberikan perlakuan pengapuran. PH rendah mengakibatkan keracunan ion H, Al, Mn, Fe, KTK rendah, P rendah, bahan organik rendah serta aktivitas mikroorganisme juga sangat terbatas (Sutibjo, 1986).
Panduan Penanaman Alfalfa
a. Menyemai Biji Alfalfa
Benih dapat disebar langsung lalu ditutupi tanah tipis atau ditanam seperti sawi (dibuat garis lalu biji ditaburkan di dalamnya). Tanam benih dengan kedalaman tidak lebih dari 1 cm, lebih dalam dari itu benih tidak dapat tumbuh. Karena ukuran benih yang sangat kecil, sebaiknya sebelum menyebar benih dicampurkan dulu dengan bahan pengisi berupa pasir atau cocopeat lembab secukupnya agar persemaian dapat merata dan tidak menggerombol.
Untuk membantu menjaga kelembaban, persemaian sebaiknya ditutup dengan mulsa tipis seperti jerami padi. Jaga selalu kelembaban persemaian sampai Alfalfa/Chicory tumbuh baik. Setelah dewasa, Alfalfa & Chicory tahan kekeringan karena akarnya yang sangat panjang (lebih dari 3 m). Setelah dewasa dapat dipotong lagi dan lagi sampai 5 tahun bahkan bisa 10 tahun tanpa diganti. Untuk Alfalfa Panen pertama saat umur 60-70 hari, pemotongan berikutnya dapat dilakukan 5-6 minggu sekali, pemanenan dengan hasil terbaik yaitu saat bunga baru saja muncul. Untuk Chicory Panen pertama saat umur 50-60 hari, pemotongan berikutnya dapat dilakukan 4-5 minggu sekali, pemanenan dilakukan sebelum terjadi bolting yaitu tumbuhnya cabang air.
b. Stek Batang Alfalfa
Alfalfa dapat dibiakkan dengan stek batang, yaitu batang yang sudah tua dan di tepat percabangan. Kemudian batang dipotong tepat dipercabangan dengan alat potong yang tajam dan steril. Batang stek ditancapkan secara hati-hati pada tanah gembur dan lembab. Amati apabila daun yang ikut dipotong bersama batang tidak kering berarti Alfalfa dapat hidup, dan kemudian tunggu tumbuh daun dan tunas baru. Penyemaian batang stek alfalfa lebih baik dilakukan pada saat musim penghujan.
Panduan stek tanaman dapat dibaca pada postingan Cara Stek Anggur dan Tanaman Lain.
MANFAAT ALFALFA UNTUK KESUBURAN TANAH
Unsur Hara Dalam Tanah
Unsur hara yang diperlukan tanaman adalah Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Seng (Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl), Natrium (Na), Kobal (Co), dan Silikon (Si). Unsur Na, Si, dan Co dianggap bukan unsur hara essensial, tetapi hampir selalu terdapat dalam tanaman. Misalnya, unsur Na pada tanaman di tanah garaman yang kadarnya relatif tinggi dan sering melebihi kadar P (Fosfor). Silikon (Si) pada tanaman padi dianggap penting walaupun tidak di perlukan dalam proses metabolsime tanaman. Jika tanaman padi mengandung Si yang cukup, maka tanaman tersebut lebih segar dan tidak mudah roboh diterpa angin sehingga seakan akan Si meningkatkan produksi tanaman.
Berdasarkan jumlah yang di perlukan tanaman, Unsur hara di bagi menjadi dua golongan, yakni unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro dibutuhkan tanaman dan terdapat dalam jumlah yang lebih besar, di bandingkan dengan unsur hara mikro. Davidescu (1988) mengusulkan bahwa batas perbedaan unsur hara makro dan mikro adalah 0,02 % dan bila kurang disebut unsur hara mikro. Ada juga unsur hara yang tidak mempunyai fungsi pada tanaman, tetapi kadarnya cukup tinggi dalam tanaman dan tanaman yang hidup pada suatu tanah tertentu selalu mengandung unsur hara tersebut misalnya unsur hara Al (Almunium), Ni (Nikel) dan Fe (Besi).
Baca juga : SUMBER NUTRISI ALAMI TANAMAN ANGGUR
Baca juga : SUMBER NUTRISI ALAMI TANAMAN ANGGUR
Daur Nitrogen
Sumber utama nitrogen berasal dari gas N2 dari atmosfer, kadar gas ini di atmosfer berkisar 79%. nitrogen ini belum dapat dimanfaatkan langsung oleh sebahagian besar tanaman. Maka kandungan nitrogen di atmosfer tersebut harus melalui proses sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman seperti:
- Penambatan nitrogen oleh mikroba dan jasad renik lain, jasat renik ada yang hidup simbiosis dengan tanaman kacang-kacangan ataupun non kacang-kacangan.
- Penambatan Nitrogen oleh jasad renik yang hidup bebas di dalam tanah, pada permukaan tanah maupun permukaaan tanaman seperti pada permukaan daun.
- penambatan sebagai oksida karena terjadinya proses pelepasan muatan listrik di atmosfer, penambatan sebagai amonia, NO3 atau CN2 seperti yang terjadi pada proses pembuatan pupuk kimia (sintetis).
Dapat dikatakan bahwa persediaan nitrogen di alam tidak akan ada habisnya, karena nitrogen pada dasarnya ditambatkan dengan proses yang berbed-beda dan berikutnya akan kembali dilepaskan ke atmosfer.
Peran dan Fungsi Unsur Nitrogen (N) pada Tanaman
Nitrogen adalah salah satu unsur yang sangat penting untuk tanaman. Unsur N memiliki banyak fungsi untuk tanaman, antara lain sebagai berikut :
- Dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman,
- Dapat meningkatkan kadar protein dalam tanah,
- Dapat meningkatkan tanaman sayur mayur yang diproduksi dedaunannya
- Dapat meningkatkan kativitas organism di dalam tanah
- Berfungsi dalam proses sintesa asam amino dan protein di dalam tanaman
Unsur N banyak didapati di udara atau di atmosfer yang merupakan salah satu sumber yang paling besar.
Daur Nitrogen |
Kemampuan Alfalfa dalam mengikat Nitrogen
Bakteri Rhizobium merupakan salah satu jenis bakteri penambat nitrogen yang mampu bersimbiosis dengan tanaman, terutama pada tanaman leguminos (kacang-kacangan). jumlah nitrogen yang ditambat oleh rhizobium sangat bervariasi tergantung pada tanaman inang dan lingkungannya. tabel perbandingan kemampuan penambatan berbagai kacang-kacangan dapat dilihat pada tabel berikut.
Microbacteria alfaafa (Microbacteria yang dikembangkan dari Rhizobacteria alfaafa) ini juga menunjukkan tanda-tanda kemampuannya untuk me-recovery kesuburan tanah. Tanah-tanah yang sebelumnya dirusak oleh pupuk kimia-pun, dapat kembali subur alami dengan bacteria ini. Begitu juga tanah-tanah yang semula gersang dari unsur-unsur hara, akan bisa menjadi lahan subur yang menjanjikan
Keajaiban Alfalfa
Berikut ini saya sertakan cuplikan dari hasil penelitian pengembangan Microbacteria alfalfa
Belakangan melalui serangkaian percobaan dan penelitian, ternyata karakter alfaafa baik dari sisi kwalitas protein tinggi dan kwantitas hasilnya – insyaAllah dapat di - ‘tularkan’ ke tanaman atau hasil pertanian lain, maka inilah ‘berita besar’ berikutnya itu.
Untuk kwalitas misalnya, team peneliti kami telah berhasil meningkatkan protein pakan ternak dari berbagai hasil pertanian (diluar alfaafa) untuk memiliki karakter kandungan protein mendekati alfaafa dengan bakteri yang dikembangkan dari Rhizobacteria alfaafa – sejumlah bacteria yang berkoloni secara simbiosis di akar tanaman alfaafa. Janggel ( bagian tengah putih dari buah jagung) yang selama ini menjadi sampah-pun kini bisa diubah menjadi bahan pakan ternak yang bergizi tinggi !.
Untuk kwantitas, team yang sama tersebut telah dimudahkan Allah untuk mampu melipat gandakan anakan padi mendekati anakan alfaafa – disebut alfaafa atau alif lam fa (alf) dalam Al-Qur’an yang berarti ribuan something (guru tafsir kami-pun belum bisa menjelaskan alfaafa ini artinya ribuan apa…). Jumlah anakan yang sangat banyak ini tentu sangat menjanjikan, karena yang kami lakukan ini full organic – tidak melibatkan pupuk kimia sama sekali. Artinya insyaAllah akan dimungkinkan memproduksi padi organic dalam jumlah banyak dengan cara yang murah.
Bukan hanya meningkatkan produktifitas dari sisi kwalitas dan kwantitas hasil pertanan, Microbacteria alfaafa (Microbacteria yang dikembangkan dari Rhizobacteria alfaafa) ini juga menunjukkan tanda-tanda kemampuannya untuk me-recovery kesuburan tanah. Tanah-tanah yang sebelumnya dirusak oleh pupuk kimia-pun, insyaAllah bisa kembali subur alami dengan bacteria ini. Begitu juga tanah-tanah yang semula gersang dari unsur-unsur hara, akan bisa menjadi lahan subur yang menjanjikan.
Sumber cuplikan : Buah ciplukan sebesar terong mungkinkah
Comments
Post a Comment