Grapestutorial.com- Saat musim hujan, biasanya para pecinta tanaman anggur baik dengan skala rumahan maupun industri/perkebunan akan mulai mengeluhkan kondisi tanaman anggurnya. Seperti yang terjadi di perkebunan anggur di probolinggo, hasil produksi buah anggur menurun 30% sampai dengan gagal panen, yang tentunya berdampak pada kerugian para petani anggur.
Selain itu, pecinta anggur skala rumahan yang mengkoleksi beberapa varian anggur dan membudidayakannya di sekitaran pekarangan rumah, juga mengeluhkan beberapa permasalahan terkait dengan pengaruh curah hujan terhadap tanaman anggur.
Apa sih sebenarnya permasalahan dasar dampak buruk curah hujan khususnya terhadap tanaman buah anggur..???
Permasalahan ini sebenarnya bukan hanya menjadi kendala di Indonesia, namun bisa jadi permasalahan ini lebih berdampak di Indonesia. Mengapa demikian..??
Pertama, Indonesia bukanlah tempat asli habitat tanaman buah anggur khususnya anggur meja, adaptasi beberapa varian anggur hanya didasarkan pada masa tumbuh pohon anggur yang sudah cukup lama. Hal ini berlaku hanya beberapa varian saja dan sudah dilabeli dengan nama Anggur Tropis.
Baca Juga : Varietas Anggur Tropika Indonesia
Salah satu syarat tumbuh ideal pohon anggur adalah kawasan dengan jumlah curah hujan rata-rata tahunan 800 mm per tahun. Sedangkan, rata-rata curah hujan tahunan untuk Indonesia bisa mencapai 1500 mm/thn lebih. Mencapai dua kali lipat bahkan lebih dari idealnya untuk tanaman buah anggur.
Kedua, Tanaman anggur yang banyak beredar di kalangan penghobi, adalah varian hybrid yang pastinya diciptakan berdasarkan penyesuian pada habitat tertentu. Seperti varian Kyoho, varietas ini ditemukan Shizuoka pada tahun 1937 dari persilangan varietas Ishihara dan Centennial. Anggur ini adalah varietas yang paling populer di Jepang dan menempati ranking pertama untuk luas area budidayanya di seluruh Jepang.
Nah, dibalik kelebihan jenis-jenis anggur hybrid ini, pastinya masih memiliki kekurangan bila dibawa keluar dari habitat aslinya. Maka tidak jarang, jenis anggur hybrid akan lebih rentan terhadap jamur, penyakit bahkan hasil buah yang dihasilkan juga berbeda jauh bila dibandingkan dengan budidaya di habitat aslinya.
Berbagai kendala di atas bukan berarti menjadi halangan untuk terus membudidayakan tanaman buah anggur ini. Penelitian-penelitian tetap dilakukan untuk meminimalisir dampak buruk dari ketidaksesuaian iklim dan varietas-varietas ini. Balitjestro contohnya, sebagai balai penelitian yang telah memiliki koleksi plasma nutfah anggur yang lengkap di KP Banjarsari. Berbagai varietas baik yang sudah dilepas maupun yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dan dilepas ada disana. Ditambah lagi dengan para klektor anggur yang meriset secara mandiri dan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang sangat bermanfaat bagi perkembangan budidaya tanaman buah anggur kedepan.
Jadi apa sih sebenarnya Pengaruh Curah Hujan Terhadap Tanaman Anggur..??
Pengaruh Curah Hujan Terhadap Tanaman Anggur :
1. Meningkatkan Pertumbuhan Jamur
Curah hujan yang tinggi dan terjadi secara terus menerus akan meningkatkan kelembaban. Kondisi ini merupakan kondisi ideal untuk pertumbuhan beberapa jenis jamur. Salah satunya adalah Powdery Mildew. Tingginya serangan jamur ini dapat menyebabkan lamina daun, bagian atas daun tertutup spora sehingga mengganggu proses assimilasi/fotosintesis, dan akhirnya menurunkan kualitas dan hasil buah secara menyeluruh. Akibat serangan penyakit ini bagian buah anggur yang masih muda juga akan pecah hingga bijinya tersembul keluar (abortus). Pada serangan yang parah akan menyebabkan seluruh buah dalam satu tandan pecah dan tidak dapat dikonsumsi. (
Untuk pencegahan, pemberian fungisida yang terjadwal, dapat meminimalisir pertumbuhan dan perkembangan jamur khususnya pada musim penghujan.
Baca juga :
2. Meningkatkan Pembiakan Pantogen
Curah hujan yang tinggi, akan meningkatkan kejenuhan media tanam terhadap air. Kondisi media tanam yang terlalu basah dalam jangka waktu lama akan menjadi lahan pembiakan pantogen.
Patogen adalah mikroorganisme parasit, yang mengakibatkan penyakit pada inangnya. Busuk akar adalah salah satu penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh patogen jamur yang menyerang bagian akar sehingga akar-akar tanaman membusuk. Gejala penyakit busuk akar adalah menguningnya daun, sampai kelayuan yang diikuti kematian mendadak. Patogen penyebab busuk akar antara lain jamur Phytophthora parasitica, Phellinus spp. dan Ganoderma spp.
3. Menurunkan PH tanah
PH tanah normal (7,0) merupakan kondisi tanah yang ideal untuk tanaman, dan berbagai jenis tanaman dapar beradapatasi dengan toleransi dengan kondisi masam (<7) dan Basa (>7). Untuk tanaman Anggur PH ideal berkisar 6,5 sampai 7,0 (terlepas dari berbagai perbedaan pendapat). Di Indonesia umumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0 – 5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak masam.
Curah hujan tinggi, secara alami tanah akan menjadi masam akibat pencucian unsur hara yang ada. Pada tanah bereaksi atau pH sangat masam, yaitu pH lebih rendah dari 4,5, maka dalam sistem tanah akan terjadi perubahan kimia sebagai berikut:
- Aluminium menjadi lebih larut dan beracun untuk tanaman.
- Sebagian besar hara tanaman menjadi kurang tersedia bagi tanaman, sedangkan beberapa hara mikro menjadi lebih larut dan beracun.
Masalah-masalah ini tersebar luas di daerah tropis basah yang telah mengalami pelapukan lanjut. Menurut Sanchez dan Logan (1992), bahwa sepertiga dari daerah tropis, atau 1,7 miliar hektar, adalah tanah bereaksi asam dengan tingkat kelarutan aluminium cukup tinggi sehingga menjadi racun bagi tanaman.
Akibat Dari Tanah Masam Untuk Tanaman Anggur
Tanah yang masam dapat menyebabkan penurunan ketersediaan unsur hara bagi tanaman pada umumnya. Akibat tanah masam tanaman akan kekurangan unsur hara Ca dan Mg, kemasaman tanah juga meningkatkan dampak unsur beracun dalam tanah akibat tingginya kandungan Al3+, berkurangnya unsur Mo sehingga proses fotosintesis terganggu, mempengaruhi fungsi penting biota tanah yang bersimbiosis dengan tanaman seperti fiksasi nitrogen oleh Rhizobium dan Terakumulasinya ion H+ pada tanah sehingga menghambat pertumbuhan tanaman.
Sedangkan dampak kekurangan unsur Ca pada tanaman anggur, sangatlah berisiko bahkan dapat mengakibatkan tanaman menjadi stag dan bahkan mati. Hal ini karena peran unsur kalsium (Ca) sangatlah dominan bagi tanaman, terutama pada titik-titik tumbuh tanaman seperti pucuk muda dan ujung akar.
Kekurangan kalsium menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan menurunnya kualitas buah. Gejala awal kekurangan kalsium dapat dilihat jika pada pucuk atau daun muda mengering seperti terbakar, busuk pada ujung buah dan berhentinya pertumbuhan akar. Unsur hara kalsium (Ca) dapat diperoleh pada produk pupuk kimia misalnya, nitrabor, calcinit, dolomit, fitomic dan lain-lain.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dan juga berdasarkan curhatan sahabat grapestutorial.com yang mengeluhkan tanaman anggurnya mati mendadak setelah dilakukan prunning pada saat musim hujan. Maka saya menyimpulkan, bahwa tanaman anggur yang mati setelah di prunning pada saat musim hujan, padahal kondisi sebelum diprunning tanaman dalam kondisi prima disebabkan oleh penurunan PH tanah atau peningkatan kemasaman tanah. Dampaknya, menurunnya ketersediaan hara Kalsium yang sangat dominan dalam penunjang titik tumbuh seperti pucuk muda dan ujung akar.
Kekurangan unsur Kalsium ini, mengakibatkan tanaman anggur pasca prunning tidak mampu untuk tumbuh kembali, bud tidak tumbuh dan perakaran tidak berkembang.
Sebagai antisipasi kedepan, disarankan untuk tidak melakukan prunning pada saat musim hujan, atau baca postingan Peneingkatan Ketahanan Tanaman Anggur di Musim Hujan
Comments
Post a Comment