Busuk akar adalah penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh patogen jamur yang menyerang bagian akar sehingga akar-akar tanaman membusuk. Gejala penyakit busuk akar adalah menguningnya daun, sampai kelayuan yang diikuti kematian mendadak. Penyebaran busuk akar dapat melalui penyiraman dengan air yang membawa patogen. Patogen penyebab busuk akar antara lain jamur Phytophthora parasitica, Phellinus spp. dan Ganoderma spp.
Tanaman Anggur yang terkena busuk akar biasanya kerdil, karena pertumbuhannya terhambat. Tanaman kurang kokoh, dan ketika tanaman dicabut rambut akar akan tertinggal dan menyisakan akar utama, selain itu dapat ditemukan benang berwarna putih dan tercium bau busuk. Daun yang dihasilkan sedikit atau kecil, dibandingkan dengan tanaman sehat dengan usia sama. Pembungaan dapat tertunda ketika akar membusuk sehingga kualitas tanaman tidak seragam.
Referensi lain yang saya dapat, bahwa busuk akar disebabkan oleh jamur dan ditularkan melalui air dan dapat menjangkiti tanaman lainnya. jamur yang berkembang tumbuh dengan cepat dan subur pada lingkungan dengan kadar oksigen sedikit, hangat (23-30 C), genangan air atau air yang mengendap disebabkan sirkulasi yang minim dan tanah liat padat dengan drainase yang buruk.
Pada kasus yang sering saya alami adalah kejadian busuk akar pada tanaman anggur yang baru disemai. dari referensi yang saya dapatkan, terdapat beberapa kesalahan yang saya terapkan pada proses penyemaian cutting yaitu sbb:
Penggunaan media tanah yang tidak terukur, maksudnya saya hanya mengambil campuran-campuran tanah di sekitar rumah bahkan dengan campuran sisa-sisa media tanam sebelumnya. sehingga dimungkinkan untuk terjangkit jamur penyebab busuk akar. pada tahap awal penyemaian, saya tidak terlalu memperdulikan media tanam, hanya sekedar menanam trus tinggal menunggu keajaiban. pada awalnya semua tampak menggembirakan, karena hampir rata-rata Anggur semaian berhasil sampai dengan tahapan bud break, namun akhirnya layu dan mati.
Pagi-pagi liat si ninel lesu, begitu dizoom ternyata pucuk muda sudah layu, langsung ambil tindakan darurat,. |
Pencegahan berikutnya, saya lakukan penyemaian dengan menggunakan kokopeat murni tanpa campuran. perlakuan ini membawa keberhasilan mencapai 40%, dan ternyata pada 60% yang gagal terdapat kekeliruan pada drinase media tanam, dan penyiraman yang tidak terukur, sehingga menyebabkan sebahagian besar media terlalu basah sehingga jamur berkembang biak dan kegagalan berulang.
pada tahap selanjutnya, saya meluangkan waktu sejenak untuk membaca dan memahami keinginan akar anggur,. akhirnya saya berkesimpulan bahwa pada dasarnya, pertumbuhan akar akan lebih baik bila media poros air dan lembab. sehingga proses penyemaian tidak semudah yang saya lakukan selama ini.
Akar yang tersisa |
Penggunan cocopeat murni pada dasarnya juga kurang tepat, karena bahan ini akan menyimpan air lebih lama, dan akan mengalami masa pembusukan, sehingga pada waktunya cocopeat akan membusuk dan menularkannya pada akar tanaman Anggur muda.
pada beberapa kasus busuk akar pada tanaman anggur saya, hampir seluruh bibit yang layu saya bongkar, sebahagian saya rendam dengan menggunakan air bawang, karena saya berfikir bahwa air bawang dapat mengurangi stres pada tanaman dan juga dapat memicu pertumbuhan akar baru. namun faktanya saya salah lagi, tanaman anggur yg baru saja terserang jamur, dan saya rendam dengan air bawang malah membuat jamur semakin menggila, dan pada hari-hari berikutnya, bukan hanya akar, batangnya pun ikut membusuk.
pada jenis lain saya buat perlakuan sedikit berbeda, saya lakukan pada batang yang membusuk, saya bersihkan akar-akar busuk dengan memotong sampai pada sisa akar yang masih baik dan melakukan perendaman dengan fungisida selama 10 s.d 15 menit. selanjutnya saya bilas dan saya letakkan pada media poros dengan campuran sekam bakar, pasir dan tanah humus dengan perbandingan 1:1:1. yang sudah dijemur sebelumnya.
Media tanam terbebas dari unsur pupuk baik kimia maupun pupuk kandang dan pada akhirnya, sebahagian besar dari koleksi cutting saya masih bisa diselamatkan, walaupun dalam proses ini masih ada juga yang gagal bertumbuh.
sebagai catatan akhir, semakin poros media, maka akan semakin harus di perhatikan, sebab media poros akan lebih cepat kering sehingga penyiraman lebih sering dilakukan..
sekian semoga bermanfaat...
Comments
Post a Comment