Pestisida Nabati/Alami adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau tumbuhan yang sebenarnya yang ada di sekitar kita. Penggunaan pestisida nabati selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif murah apabila dibandingkan dengan pestisida kimia. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik yaitu :
Baca Juga : Serangga Perusak Tanaman Anggur
Baca Juga : Serangga Perusak Tanaman Anggur
1. Merusak perkembangan telur, larva dan pupa
2. Menghambat penggantian kulit
3. Mengganggu komunikasi serangga
4. Menyebabkan serangga menolak makan
5. Menghambat reproduksi serangga betina
6. Mengurangi nafsu makan
7. Memblokir kemampuan makan serangga
8. Mengusir serangga
9. Menghambat perkembangan patogen penyakit
Cengkeh Sebagai Pestisida Nabati
Cengkeh merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif. Pohon cengkeh berbuah pada umur 7 hingga 8 tahun dan mampu bertahan hidup antara 75 hingga 130 tahun. Tinggi pohonnya dapat mencapai 5 hingga 10 m. Cengkeh dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis pada ketinggian hingga 900 m di atas permukaan laut pada tanah yang berdrainase baik.
Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati adalah bunga, tangkai, daun dan biji, namun pada umumnya sebagai bahan pestisida nabati digunakan daunnya. Kandungan minyak atsiri pada bunganya sekitar 17%, pada tangkai dan biji antara 5-6%, dan pada daunnya antara 4-5%.
Cengkeh Sebagai Pestisida Nabati karena mengandung bahan aktif yaitu eugenol sebesar 70 hingga 90% dan terdapat pula kandungan bahan lainnya seperti acetogeunol, sesquiterpene, caryophyllene dan keton. Bahan aktif yang terkandung dalam cengkeh, khususnya eugenol dapat menghambat pertumbuhan Phytophthora capsici, P. palmivora, Rigidoporus lignosus dan Sclerotium sp. Aplikasi daun cengkeh di sekitar perakaran tanaman vanilla mampu menekan pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum. Minyak atsiri cengkeh dapat pula menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas solanacearum. Tepung bunga atau daunnya mempengaruhi pertumbuhan nematoda Radopholus similis dan Meloidogyne incognita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eugenol efektif mengendalikan hama gudang.
Adapun cara membuat Pestisida Nabati dengan memanfaatkan bunga, tangkai, daun dan biji cengkeh adalah dengan cara penyulingan. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan minyak atsiri (Essential oil). Penyulingan dilakukan dengan cara memasukan bahan yang akan disuling (daun, akar, kulit kayu, biji, dan lainnya) ke dalam ketel penyuling, kemudian dikukus ataupun direbus dan uapnya dialirkan melalui kondensor pendingin, sehingga terjadi kondensasi (uap jadi air). Cairan yang dihasilkan dari proses tersebut kemudian dipisahkan antara air dan minyak.
Cara kedua adalah pemberian langsung, menggunakan daun atau bunga cengkeh. Daun atau bunga cengkeh dihancurkan lalu dicampur dengan kompos dan digunakan sebagai mulsa. Cara ini terbukti mampu menekan serangan beberapa penyakit penting, seperti penyakit yang disebabkan oleh Phytophthora palmivora dan Fusarium oxysporum. Pemanfaatan tepung bunga cengkih langsung ditaburkan di atas permukaan tanah mampu mengendalikan populasi nematoda Meloidogyne incognita dan Radhopolus similis yang menyerang tanaman sehingga menekan serangan penyakit kuning.
Pestisida Alami/Organik dan cara membuatnya
Hingga saat ini tidak ada standardisasi pembuatan pestisida nabati/alami atau biasa disebut dengan pestisida organik. Resep-resep pestisida organik biasanya didapatkan dari pengalaman para petani, kearifan lokal masyarakat, hasil percobaan para praktisi dan berdasarkan penelitian ilmiah. Sampai saat ini, sangat banyak jenis-jenis tanaman yang dapat dijadikan bahan pestisida. Bagian tumbuhan yang diambil untuk bahan pestisida nabati/alami biasanya mengandung zat aktif dari kelompok metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, fenolik dan zat-zat kimia lainnya. Bahan aktif ini bisa mempengaruhi hama dengan berbagai cara seperti penghalau (repellent), penghambat makan (anti feedant), penghambat pertumbuhan (growth regulator), penarik (attractant) dan sebagai racun mematikan.
Berikut ini jenis tanaman yang dapat dijadikan pestisida nabati/alami :
Jenis Tanaman | Bagian yang digunakan | Hama/Penyakit yang dikendalikan |
Adas | Biji | Kutu (beras, sereal, palawija) |
Alang-alang | Rimpang | Antraknosa pada buncis |
Babandotan | Seluruh tanaman | Nematode pada kentang |
Bawang-bawangan | Umbi | Busuk batang pada panili |
Bengkoang | Biji | Ulat pada kubis |
Brotowali | batang | Lalat buahKutu aphids pada cabe |
Cabe | buah | Hama tikus pada tanaman hias |
Cengkeh | bunga | Phytopthora pada lada |
Daun wangi | Daun | Lalat buah, bactrocera dorsalis |
Gadung | Umbi | Tikus/rodentisida |
Jahe | Rimpang | Ulat Plutella xylostella pada kubis |
Jambu mete | Kulit | Ulat jambu mete |
Jambu biji | Daun | Antraknosa |
Jarak | Buah dan daun | Namatoda pada nilam dan jahe, Lalat penggerek daun pada tanaman terung-terungan |
Jengkol | Buah | Walangsangit pada cabe |
Jeruk nipis | Daun | Busuk hitam pada anggrek |
Kacang babi | Biji | Ulat pucuk |
Kayu manis | Daun | Pestisida organic |
Kemangi | Daun | Busuk hitam pada anggrek |
Kencur | Rimpang | Phytoptora pada lada |
Acubung | Bunga | Kutu, ulat tanah |
Kenikir | Bunga | Walangsangit |
Kunyit | Rimpang | Phytoptora pada lada |
Lada | Biji, daun | Hama gudang, Antraknosa pada cabe |
Lengkuas | Rimpang | AntraknosaSemut pada lada |
Mimba | DaunBiji | Antraknosa pada buncis dan cabe, Phytoptora pada tembakau, Belatung, Pengisap polong pada kedelai, Hama pengetam pada kelapa |
Mindi | Daun | Ulat penggerek |
Mahoni | Biji | Kutu daun pada krisanUlat tanah, Walangsangit, wereng coklat |
Pacar cina | Daun | Spodoptera litura pada kedelai dan kubis |
Pahitan/kipahit | Daun | Serangga Tribolium castaneum |
Patah tulang | Daun | Molusca |
Pandan | Daun | Walangsangit |
Piretrum | Bunga | Hama gudang |
Saga | Biji | Hama gudang sitophilus sp |
Selasih | Daun | Lalat buah ( dacus correctus) |
Sembung | Daun | Keong emas |
Sereh | Batang, daun | Herbisida organic |
Sirih | Daun, Abu | Antraknosa pada cabeTMV pada tembakau, Hama gudang |
Srikaya | Biji | Thrips pada sedap malam, Kutu daun pada kedelai, kacang panjang, jagung, kapas, tembakau |
Sirsak | Biji, daun | Wereng coklat pada padi |
Tembakau | Daun, batang | Ulat grayak pada famili terung-terungan (tomat, cabe, paprika, terung), Walangsangit |
Tembelekan | Biji | Ulat grayak Spodoptera litura pada kedelai, Penggerek polong |
Tuba | akar | Keong mas, Hama gudang |
Cara Membuat Pestisida Nabati/Alami
Pengendali Ulat Pemakan Daun
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain :
- air kelapa 2 liter,
- ragi tape 1 butir,
- bawang putih 4 ons,
- deterjen 0,5 ons dan
- kapur tohor 4 ons.
Langkah pertama adalah tumbuk bawang putih hingga halus. Kemudian larutkan deterjen kedalam air kelapa dan aduk hingga merata. Setelah itu, masukan hasil tumbukan bawang putih, ragi tape dan kapur tohor. Saring campuran tersebut dengan kain halus. Langkah terakhir, fermentasikan cairan selama 20 hari dalam wadah tertutup. Pestisida organik pengusir ulat daun siap digunakan.
Cara penggunaan :
Encerkan larutan pestisida organik sebanyak 500 ml dengan 10 liter air bersih. Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Frekuensi penggunaan sebanyak 2 kali seminggu, lakukan terus sampai serangan ulat menurun sampai taraf aman.
Dakinggang gajah |
Pengendali Cendawan atau Jamur
Bahan-bahan :
- daun dakinggang gajah 5 ons,
- lengkuas 3 ons,
- jahe 3 ons,
- bawang putih 3 ons dan
- ekstrak titonia 3 liter.
Tumbuk daun galinggang gajah, kemudian parut jahe dan lengkuas. Siapkan larutan daun titonia dengan cara menumbuk daun titonia hingga halus dan campurkan dengan 3 liter air, kemudian saring dengan kain halus. Setelah itu, masukkan bahan-bahan yang telah ditumbuk dan diparut ke dalam larutan titonia, aduk hingga merata. Saring dan peras campuran tersebut. Pestisida organik pengendali cendawan atau jamur siap digunakan.
Cara penggunaan :
Encerkan 500 ml pestisida organik ini dengan 10 liter air, aduk hingga rata dan masukkan kedalam tangki semprotan. Penyemprotan dilakuan pada seluruh bagian tanaman seperti pucuk, daun dan batang. Frekuensi penggunaan yang dianjurkan 2 kali dalam seminggu hingga serangan melemah.
Daun Inggu |
Pengendali serangga penghisap, kepik dan kutu-kutuan
Bahan-bahan :
- daun inggu 1,5 kg,
- bunga tahi ayam 1,5 kg,
- gambir 0,5 ons,
- air kelapa 3 liter dan
- air bersih panas 500 ml.
Daun inggu dan bunga tahi ayam ditumbuk hingga halus dan rendam dalam air kelapa. Peras dan saring campuran tersebut. Lalu siapkan larutan gambir dengan air panas yang sudah disaring. Camprkan dual larutan tersebut, pestisida organik daun inggu siap digunakan.
Cara penggunaan
1 liter pestisida organik diencerkan dengan 10 liter air bersih. Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Semprot seluruh bagian tanaman, frekuensi penyemprotan seminggu dua kali.
Demikian beberapa bahasan tentang Pestisida nabati/alami dan kegunaan serta cara pembuatannya.
Comments
Post a Comment